Pasca terjadinya gempa 7,8 skala richter yang terjadi di Mentawai hari Rabu (2/3/2016) malam, warga yang berada tak jauh dari kawasan pantai Meulaboh, Aceh Barat, mendadak panik dengan munculnya isu air laut yang surut.
Lantaran masih takut dan trauma dengan tsunami yang pernah menerjang mereka 11 tahun yang lalu, warga pun bergerak menjauhi bibir pantai dan pergi ke tempat yang lebih tinggi meski getaran gempa sebenarnya tak dirasakan di kawasan Meulaboh.
Rupanya, kepanikan warga Meulaboh ini terjadi setelah melihat tayangan di televisi yang menyebutkan air laut di Meulaboh surut. Informasi yang menyebar dengan cepat membuat warga yang tadinya beraktivitas normal berubah panik.
Mustarudin, Ketua RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) Aceh Barat menyebutkan, isu surutnya air laut yang mencapai hingga lima meter di kawasan Aceh Barat tidaklah benar. Sebagaimana pantauannya, air laut normal seperti biasa, sama sekali tidak surut.
“Kebanyakan warga masih trauma dengan tsunami yang pernah menerjang mereka 11 tahun silam. Pasca mendengar adanya gempa yang terjadi di Mentawai, warga mulai waspada. Namun isu surutnya air laut membuat mereka jadi panik,” ujarnya.
Warga pun kemudian dihimbau agar kembali ke kediamannya masing-masing oleh aparat setempat setelah dipastikan informasi surutnya air laut tersebut tidak benar.
Akibat Gempa yang Guncang Mentawai, Sumatera Diprediksi Geser 2 Cm
Analisis awal mengungkap bahwa gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang wilayah Mentawai dan sekitarnya mengakibatkan pergeseran Sumatera.
Peneliti tektonik dan geodinamika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Endra Gunawan, mengungkapkan, "Hasil preliminary model menunjukkan bahwa daratan di bagian barat Sumatera bergerak hingga 2 cm."
Menurut analisis Endra, yang menggunakan model dislokasi elastis dan diunggah di jejaring sosialnya, Rabu (2/3/2016), pergeseran terjadi ke arah Pulau Sumatera.
Gempa kali ini berpusat sekitar 650 kilometer dari Mentawai. Episentrum gempa berada pada kedalaman 10 kilometer sehingga disebut gempa dangkal.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami. Namun, peringatan dini itu akhirnya dicabut.
Gempa terjadi dengan mekanisme sesar geser mendatar, mirip dengan gempa yang mengguncang Aceh pada tahun 2012. Karena terjadi dengan mekanisme itu, gempa kali ini tak berpotensi menimbulkan tsunami besar.
Pakar gempa ITB lainnya, Irwan Meilano, mengatakan bahwa gempa ini turut mengubah persepsi tentang kegempaan di Sumatera. Gempa ini membuktikan bahwa wilayah samudra juga memiliki sesar geser.
"Gempa sesar geser bisa terjadi di tengah samudra apabila terdapat perbedaan kecepatan pergeseran mendatar di dalam lempeng. Kejadian ini terbukti pada saat gempa 11 April 2012 di Samudra Hindia," kata Irwan.
Menurut dia, daerah Samudra Hindia yang disebut "Ninety East Ridge" memiliki pergeseran horizontal yang bervariasi sehingga memungkinkan adanya akumulasi energi yang dilepaskan sebagai gempa sesar geser mengiri (sinistral).
0 Response to "Traumah warga Aceh akibat ada Gempa di Mentawai, Warga Aceh langsung Melarikan Diri !!! "
Posting Komentar